• Jelajahi

    Copyright © Berita Mahulu - Berita Seputar Kabupaten Mahakam Ulu
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Sponsor

    Menuju Indonesia Maju, IKN Baru, Kaltim Bersatu

    Jumat, 25 Oktober 2019, 19.33.00 WIB Last Updated 2020-07-11T09:22:50Z


    Ilustrasi Kota Maju

    Nilai Historis

    Pemindahan ibu kota negara (IKN) bukan hal baru. Dalam rentang waktu 200 tahun ini ada sekitar 16 negara yang melakukan pemindahan IKN, termasuk Indonesia. Ada  5 negara yang alasan perindahan IKN karena faktor politik yakni New York ke Philadelphia ke Washington, DC, Amerika Serikat (1800),  Koror City ke Ngerulmud, Palau (2006), Turku ke Helsinki, Finlandia (1812), Yangon ke Naypidaw, Myanmar (2005), Seoul ke Sejong City, Korea Selatan (2005). Ada 4 negara melakukan pemindahan IKN dengan alasan lokasi strategis yakni Perpindahan Kolkata ke New Delhi, India (1912),  Dar es Salaam ke Dodoma, Tanzania  (1961), Karachi ke Islamabad, Pakistan (1967), Lagos ke Abuja, Nigeria (1991), Almaty ke Astana, Kazakhstan (1997).  Ada 4 negara melakukan pemindahan IKN dengan alasan kepadatan penduduk yakni Rio de Janeiro ke Brasilia, Brasil (1960) , Colombo ke Sri Jayawardenepura Kotte, Sri Lanka (1982), Abidjan ke Yamoussoukro, Pantai Gading (1983), Kuala Lumpur ke Putrajaya (1999). Sedangkan perpindahan Belize City ke Belmopan, Belize (1970) karena faktor bencana badai besar. Sementara alasan pemindahan DKI Jakarta ke ke Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Indonesia (2019) karena 4 faktor yakni kepadatan penduduk, pemerataan ekonomi (lokasi strategis), masalah air bersih, dominasi konversi lahan di Jawa.


    Ada nilai historis jika Kalimantan Timur dijadikan sebagai IKN baru yang akan menjadi pusat peradaban bangsa Indonesia bahkan dunia kelak. Hal ini tidak menjadi salah satu faktor pemindahan IKN tetapi baik juga dibahas sedikit di sini. Kerajaan Mulawarman atau disebut Kerajaan Kutai (abad 5 M) adalah kerajaan Hindu tertua di Indoensia terletak di Kalimanatan Timur, tepatnya di Muara Kaman, Tenggarong. Itu artinya pada saat wilayah lain di Indonesia masih dalam pola hidup diaspora atau nomaden di Kaltim sudah ada sistem pemerintahan yang mengikat warganya. Kerajaan-kerajaan lain kemudian bermunculan bahkan ada yang lebih besar seperti Sriwiya dan Majapahit. Tetapi semuanya ini akhirnya ditakhlukkan oleh penjajah yang berpusat di wilayah Jawa, khususnya Batavia (Jakarta). Ketika kekuasaan penjajah sudah diambil alih oleh Bangsa Indoensia ibu kota sempat pindah Yogyakarta tetapi kemudian kembali ke Jakarta. Saat ini, IKN akan dipindahkan ke wilayah kerajaan tertua ini.

    Pro-Kontra

    Tidak sedikit kalangan yang menilai perpindahan IKN ini belum relevan bahkan menolak agenda tersebut. Seperti dirilis oleh Median melalui survey yang mereka lakukan menunjukkan bahwa 45,3 respondennya tidak setuju pemindahan IKN dan yang setuju hanya 40,7 persen saja. Selain itu, hasil survey Lembaga Survei KedaiKOPI memperlihatkan bahwa sebanyak 39,8 persennya tidak setuju dengan perpindahan IKN. Tetapi responden yang setuju sebesar 35,6 persen dan 24,6 memilih tidak berpendapat. Media internosial juga ikut bersuara. misalnya, Agence Frence Presse (AFP) yang berkantor di Perancis mengkhawatirkan permasalahan lingkungan hidup yang terjadi jika IKN dilakukan tanpa kajian yang berpihak pada masyarakat dan lingkungan hidup.

    Di lain pihak, pemindahan IKN ditanggapi secara positif. Aliansi Organisasi Masyarakat Dayak Kalimantan Timur (AOMDKT) dan Majelis Rakyat Kalimantan Timur Berdaulat (MRKRB) dan sejumlah organisasi lainnya mendukung rencana pemindahan IKN dengan 7 butir pernyataan sikap. Diwakili Yulianus Henock mereka meminta presiden menunjuk menteri percepatan pemindahan IKN berasal dari orang Dayak yang kompeten sehingga manfaat IKN sungguh dirasakan masyarakat setempat. Hal senada ini juga didengungkan oleh Gerkan Dayak Nasioanl (GDN) meawakili 5 provinsi di Bumi Borneo. Mereka menggelar aksi damai di kantor Istana Negara menggaungkan kembali Deklarasi Hak-hak Penduduk Pribumi Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) nomor 61/129, pada 13 September 2009. Mereka melihat inilah momen tepat orang Dayak mendapat wakil strategis setelah 74 tahun Indonesia merdeka. Aspirasi masyarakat Dayak tersebut juga sekiranya sudah didengar  oleh pemerintah. Sebab Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) telah meminta saran dari para tokoh Suku Dayak terkait rencana pemerintah mengenai pemindahan ibu kota negara (IKN) ke Kalimantan Timur pada kesempatan Seminar Nasional Kebudayaan Dayak dan Kontribusinya terhadap Pemindahan Ibu Kota Negara ke Kalimantan Timur di Gedung Bappenas, Jakarta. Sementara sikap dari tokoh-tokoh agama katolik yang diwakili oleh RD Tadeus Sam Anyeq yang tergabung dalam Unio Imam diosesan KASRI dan saat ini menjabat sebagai Vikaris Episcopal (wakil uskup) di wilayah Kutai Barat juga menyambut kehadiran IKN baru dengan optimis. Namun beliau mengingatkan perlu adanya  keterbukaan masyarakat Kaltim terhadap perubahan karena kehadiran IKN tentu membuat heterogenitas berkembang pesat ketimbang homogenitas yang selama ini terjadi. “Kehadiran IKN bagaikan pisau bermata dua, ada sisi positif dan ada sisi negatif. Oleh sebab itu kualitas sumber  daya manusia (SDM) sungguh perlu ditingkatkan dan disiapkan”, ungkapnya via SMS. 


    Grand Plan 


    Sekiranya agenda pemindakan IKN sebaiknya kita baca lebih jauh dalam kerangka berpikir  Jokowi-Ma’ruf Amin yang sangat bertalian dengan visi-misi mereka selama 5 tahun ke depan. Jika visi-misi ini bisa diwujudkan maka Indonesia akan menjadi kekuatan baru dunia atau Indonesia akan menjadi pusat peradaban baru dunia. Visi Jokowi-Ma'ruf: “Terwujudnya Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian, berlandaskan gotong-royong". Visi ini sangat dijiwai oleh cita-cita bangsa kita yang tertuang dalam preambul UUD 1945. Adapun penjabaran visi tersebut tertuang dalam 9 misi yakni:  Peningkatan kualitas manusia Indonesia; Struktur ekonomi yang produktif, mandiri, dan berdaya saing; Pembangunan yang Merata dan berkeadilan; Mencapai lingkungan hidup yang berkelanjutan; Kemajuan budaya yang mencerminkan kepribadian bangsa; Penegakan sistem hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya; Perlindungan bagi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga; Pengelolaan pemerintahan yang bersih, efektif, dan terpercaya; Sinergi pemerintah daerah dalam kerangka negara kesatuan.  


    Visi-misi Jokowi-Ma’ruf Amin singkatnya ingin membangun Indonesia baru yang lebih maju sejajar dengan bangsa besar lainnya. Perpindahan IKN bukanlah tujuan tetapi sarana. Yesus (Isa) dalam Injil mengatakan, “Anggur yang baru tidak diisikan ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian kantong itu akan koyak sehingga anggur itu terbuang dan kantong itu pun hancur. Tetapi anggur yang baru disimpan orang dalam kantong yang baru pula, dan dengan demikian terpeliharalah kedua-duanya." (Matius  9:17). Oleh sebab itu untuk membangun Indonesia baru maka dibutuhkan tempat baru yang lebih strategis. 




    Kesiapan Kaltim

    Masyarakat Kalimantan Timur pada dasarnya siap menyambut kehadiran IKN baru. Hal ini bisa kita narasikan melalui data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2019 ini. Meski demikian secara spesifik memang masih banyak perlu kajian mendalam yang harusnya di garap oleh para pakar atau akademisi terkait dengan keahliannya masing-masing.

    Keindahan Tepian Mahakam Tenggarong

    Pertama, Kaltim siap menyambut IKN baru karena alasan kependudukan. Dengan luas wilayah 129.067 km²  jumlah penduduk Kalimantan Timur hanya 3.648.800 dengan laju pertumbuhan pertahun 2,28 %. Jumlah rumah tangga 907.300 dan  laju pertumbuhana RT 4 %.  Kalau dibandingkan DKI Jakarta luas wilayah 661,5 km² jumlah penduduk 10.467.600 dengan laju pertumbuhan pertahun 1,03%. Jumlah rumah tangga 2.735,100. Jumlah penduduk terbesar di kota administrasi Jakarta Timur 2.843.816 (27,94% jumlah penduduk DKI Jakarta). 

    Dengan penduduk yang tidak terlalu pada tentu kaltim menjadi tempat yang ideal untuk kelincahan mobilitas roda pemerintahan. Apalagi pertumbuhan kendaraan di Kaltim juga tidak sebesar di DKI Jakarta. Selain itu, aktivitas demonstrasi massa yang menambah kemacetan pengguna jalan di kaltim juga tidak sebanyak di DKI Jakarta. 

    Kedua, kaltim siap menyambut IKN baru karena alasan indeks kebahagiaan. Indeks kebahagiaan adalah penilaian terhadap kebahagiaan yang diukur dari beberapa aspek yang menunjukkan kesejahteraan seperti kesehatan, pendidikan, keharmonisan keluarga, ketersediaan waktu luang, hubungan sosial, keadaan lingkungan, kondisi kemanan, pekerjaan, pendapatan rumah tangga, kondisi rumah dan asset.Selain itu ada juga penilaian terhadap kepuasaan hidup, dimensi perasaan dan makna hidup. Subdimensi kepuasan hidup dinilai lagi secara personal dan juga sosial.

    Indeks Kebahagiaan dan Tingkat Kepuasaan Hidup terhadap Sepuluh Aspek Kehidupan di Kaltim sangat tinggi yakni 73,57%.  Indeks Dimensi Penyusun Indeks Kebahagiaan meliputi: kepuasan hidup personal 69,62%  dan sosial 77,39%,  perasaan 71,63% dan makna hidup 75,41. Kaltim menempati urutan tertinggi keempat dalam indeks kebahagiaan dibawah Maluku utara 75,68%, Maluku 73,77% dan sulewesi utara 73,69%. Sedangkan DKI Jakarta hanya 71,33%.

    Indeks Indikator Penyusun Indeks Kebahagiaan dimensi Kepuasan hidup di Kaltim meliputi: kesehatan 73,46%, pendidikan dan keterampilan 62,21%, keharmonisan keluarga 83,02%,  ketersediaan waktu luang 75,14%, hubungan sosial 76,24%,  keadaan lingkungan76,02%, kondisi keamanan 76,68%, pekerjaan usaha/kegiatan utama 71,32%, pendapatan rumah tangga 66,75%,  kondisi rumah dan fasilitas rumah 74,56%. Sementara di DKI Jakarta Indeks Indikator Penyusun Indeks Kebahagiaan dimensi Kepuasan hidup: kesehatan 71,93 %, pendidikan dan keterampilan 63,38 %, keharmonisan keluarga 79,41 %,  ketersediaan waktu luang 72,75 %, hubungan sosial 73,23 %,  keadaan lingkungan 73,57 %, kondisi keamanan 74,03 %, pekerjaan usaha/kegiatan utama 69,08 %, pendapatan rumah tangga 65,74 %,  kondisi rumah dan fasilitas rumah 73,43%.


    Diskursus
    Sebagai catatan bahwa indeks kebahagiaan hidup dan kepuasan hidup dalam hal ini tidak disamakan dengan kekayaan. Meski Kaltim masuk dalam daftar provinsi dengan angka kemiskinan terendah ketujuh tetapi penduduk miskin di kaltim masih cukup banyak. Jumlah penduduk miskin di Kaltim  222,039 (6,06%). Penduduk misikin terbanyak di pedesaan 118,044 (9,65%) dan dikota hanya 108,034 (4,36%) dengan pendapatan perkapita perbulan Rp.601 619.  Provinsi dengan predikat angka kemisinan terendah di atas Kaltim adalah DKI Jakarta 3,55%, Bali 3,91%, Kalsel 4,65%, Kepulauan Bangka Belitung 4,77%, Kalteng 5,10%, dan Banten 5,83%. Sedangkan provinsi dengan predikat termiskin tertinggi adalah Provinsi Papua (27,43%), Papua Barat (22,66%), NTT (21,03%), Maluku (17,85%), Aceh (15,68%), Gorontalo (15,83%), dan NTB (14,63%).   

    Ada karakteristik Rumah Tangga Miskin dan Rumah Tangga Tidak Miskin yang bisa dilihat tingkat pendidikan kepala rumah tangga:  Tidak tamat SD Miskin 38,57% dan tidak miskin 19,18%,  sempat/lulus SD miskin 39,22% dan tidak miskin 33,97%, lulusan SMP  miskin 11,07% dan tidak miskin 13,52%, lulusan SMA  miskin 10,03% dan tidak miskin 23,30%, lulusan perguruan tinggi (PT) miskin 1,11% dan tidak miskin  10,04%.

    Dari data ini kita bisa simpulkan bahwa semakin tinggi pendidikan semakin berkurang angka kemiskinan. Kita sebut saja 5 negara dengan indeks kebahagiaan tertinggi di dunia yakni Finlandia, Norwegia, Denmark, Islandia, dan Swiss. Negera-negara tersebut mengutamakan kebahagiaan termasuk dalam dunia pendidikan. Finlandia adalah Negara yang didaulat sebagai negara terbaik dunia (2010) oleh Newsweek dan negara dengan kaulitas sumber daya manusia (SDM) terbaik dunia (2015) menciptakan sekolah seperti surga: tidak ada PR, liburnya panjang, tidak ada ulangan, dan seterusnya. Dengan catatan, guru-gurunya adalah orang pilihan dan lulusan terbaik berbagai perguruan tinggi ternama dunia, tentunya juga guru-guru yang bahagia. Artinya, kebahagiaan adalah modal penting dalam pengembangan SDM yang maju dan berdaya saing. Kabar baiknya Indeks Pembangunan Manusia Kaltim termasuk urutan ketiga terbaik di Indonesia  75,83  di bawah DKI Jakarta 80,47 dan DI Yogyakarta 79,53.




    Penulis  : Sirilus Hendri Santoso
    Editor    : Redaksi


    Daftar Pusataka
    Badan Pusat Statistik, Statistik Indonesia 2019
    Ardito Ramadhan (ed. Diamanty Meiliana)  "45,3 Persen Responden Survei Tolak Pemindahan Ibu Kota, Ini Alasannya", https://nasional.kompas.com/read/2019/09/03/14515641/453-persen-responden-survei-tolak-pemindahan-ibu-kota-ini-alasannya.
    Aghnia Adzkia, https://beritagar.id/artikel/berita/15-negara-yang-pernah-pindah-ibu-kota
    Ambaranie Nadia Kemala Movanita (ed. Diamanty Meiliana ), "4 Alasan Mengapa Ibu Kota Indonesia Harus Keluar dari Pulau Jawa", https://nasional.kompas.com/read/2019/08/27/09284821/4-alasan-mengapa-ibu-kota-indonesia-harus-keluar-dari-pulau-jawa?page=all
    Harley Iksan,  https://www.liputan6.com/news/read/4047662/lembaga-survei-398-persen-tidak-setuju-rencana-pemindahan-ibu-kota
    Ardi Priyatno Utomo "Media Internasional Ulas Kekhawatiran jika Ibu Kota Indonesia Pindah ke Kalimantan Timur", https://internasional.kompas.com/read/2019/08/27/10540351/media-internasional-ulas-kekhawatiran-jika-ibu-kota-indonesia-pindah-ke?page=all.
    Roberto Firmino, https://independensi.com/2019/08/28/dayak-di-pbb-desak-dialog-pemindahan-ikn-ke-kalimantan/
    Komentar

    Tampilkan

    Berita Nasional