Yohanes Avun-Y. Juan Jenau saat tiba di KPU Mahakam Ulu Foto oleh Jodi Kristianto (Kaltimpost) |
Beritamahulu.com, Ujoh Bilang - Pemilu serentak tak lama lagi akan digelar, para kandidat dari partai pengusung sudah sah mendapatkan rekomendasi untuk maju dipanggung politik pada November 2024 ini.
Mahakam Ulu misalnya memiliki tiga pasang kandidat yakni Yohanes Avun-Y. Juan Jenau, Novita Bulan-Arya Fathra Marthin dan Owena Mayang Shari Belawan-Stanis Laus Liah yang akan bertanding memperebutkan kursi panas Mahulu 1 dan 2.
Dalam wawancara ekslusif dengan salah seorang tokoh masyarakat Mahakam Ulu sekaligus mantan politikus senior yang pernah berkiprah dikancah provinsi ini memastikan bahwa Mahakam Ulu hanya bisa dipimpin oleh tangan dingin.
"Saya dulu mendukung kepimpinan Pak Bonifasius Belawan Geh kurang lebih selama dua periode beliau menjabat Bupati, banyak karya yang juga saya lihat terjadi ditangan beliau walaupun sempat terhambat Covid-19 kemarin, tapi saat ini saya lebih cenderung memilih Avun-Juan yang pimpin Mahulu," katanya, baru-baru ini.
Bukan hanya senior, lanjutnya, kedua tokoh ini juga memiliki segudang pengalaman yang mampu melanjutkan pembangunan yang belum tuntas ditangan dingin mereka berdua.
Tokoh yang enggan membeberkan namanya pada media ini mengungkapkan ketidakberdayaan Bupati Bonifasius Belawan Geh dalam mengatasi polemik pada tubuh partai Gerindra Mahakam Ulu yang telah membesarkan namanya selama dua periode itu.
Drama politik pemberhentian dirinya dari Ketua DPC oleh DPD Partai Gerindra Kalimantan Timur membuka lebar mata bahwa dinasti politik yang akan dibangunnya melalui anaknya Owena Mayang Shari bukanlah langkah yang tepat.
"Saya melihat Pak Boni gak mampu mengatasi polemik pada tubuh partai Gerindra Mahulu, memaksakan diri dan 'memasang' anaknya menjadi Bupati menggantikan dirinya, padahal Mayang itu pengalamannya didunia politik belum matang," ucapnya.
"Hal ini yang dinilai oleh DPD bahwa ambisi ini bisa meruntuhkan posisi Gerindra di Mahulu," ungkapnya.
"Jika Mayang tidak berambisi jadi Bupati, saat ini dia yang akan pegang palu Ketua DPRD Mahulu dan dari pengalaman ini akan menjadi jalan tol baginya untuk mencalonkan diri pada periode berikutnya," kata pria yang berusia 56 tahun itu.
Novita Bulan juga memiliki ambisi, lanjutnya, sehingga ia tidak lagi memikirkan hubungan baiknya dengan Bupati Boni yang telah mendukungnya selama masa kepemimpinannya di DPRD. "Tapi itulah politik, tidak ada teman dan musuh yang abadi," katanya.
"Saya sulit mendukung calon yang sudah telihat ambisinya sejak awal, saya cenderung memberikan dukungan saya kepada Avun-Juan, kedua tokoh ini menurut saya sangat 'adem' tidak memilik banyak intrik dalam pilkada tahun ini," tegasnya.
"Contohnya Avun, dengan kerendahan hatinya memilih berpasangan dengan Juan, begitupun Juan merendahkan hati berpasangan menjadi calon wakil bupati. Ini tidak terlihat adanya ambisi dihati mereka," katanya.
Kedua tokoh ini juga, lanjutnya, tidak memiliki rekam jejak yang buruk sehingga masyarakat Mahakam Ulu layak mempertimbangkan keduanya dan memberikan kesempatan mereka memimpin Mahakam Ulu.
"Kalau masyarakat Mahulu masih cinta uang, saya yakin sulit untuk mendapatkan pemimpin yang tulus memimpin Mahakam Ulu ini," lanjutnya lagi.
"Dari pertikaian antara Novita Bulan dan Mayang ini, kesimpulannya pemimpin yang layak untuk memimpin Mahakam Ulu ini hanya Avun-Juan," tutupnya. (MM/BM)